Tag Archives: inovasi

Pekalongan Heritage

Hari Minggu kemarin, 6 Oktober 2013 saya bersama komunitas Relawan Indonesia Berinovasi melakukan aksi jalan-jalan sejarah budaya kota Pekalongan. Yap, Relawan Indonesia Berinovasi ini terdiri dari kumpulan komunitas yang ada di Pekalongan, diantaranya yaitu komunitas Akademi Berbagi, Komunitas Sukses Mulia Pekalongan, Pagi Berbagi, Urban Sketchers Pekalongan, Komunitas Pekalongan Heritage, Pekalongan Peduli, dan Forum Kota Hijau Pekalongan. Acara ini diadakan dalam rangka meramaikan event Pekan Batik Internasional yang diadakan di kawasan Jetayu Pekalongan serta dalam rangka mengawali serangkaian kegiatan dalam menyambut ulang tahun Akademi Berbagi Pekalongan yang pertama. Ngapain dan kemana aja kita kemarin? Yuk disimak ajah…

Hari Minggu kemarin memang acara perdana bagi Relawan Indonesia Berinovasi dalam mengadakan aksi sejarah budaya. Acara yang diikuti oleh kumpulan anggota komunitas dan berbagai kalangan masyarakat ini dimulai pukul 08.00 pagi. Awalnya kami berkumpul di kantor pos Pekalongan, namun kemudian kami mengawali kunjungan kami ke Museum Batik Pekalongan. Bangunan ini berdiri sejak tahun 1900. Pada awalnya bangunan ini digunakan untuk kantor gula yang membawahi 12 pabrik gula yang ada di sekitar Pekalongan, mulai dari Wonopringgo hingga Kendal. Namun, setelah Belanda hengkang dr Pekalongan dan Jepang menduduki kota Pekalongan, bangunan ini menjadi kantor pemerintahan. Setelah merdeka pu  kantor ini masih digunakan untuk kantor administrasi pemerintahan, baik digunakan sebagai Bappeda maupun kantor Keuangan. Namun pada tanggal 12 Juli 2006, karena desakan dari masyarakat dan pengusaha batik di pekalongam, akhirnya gedung ini diresmikan sebagai Museum Batik Pekalongan oleh Presiden Susilo Bambang Yudiono.

Museum Batik

Museum Batik

 

Next trip adalah Benteng Pekalongan. Benteng ini terletak di belakang rumah tahanan Pekalongan. Benteng ini didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1753 sebagai tempat penyimpanan senjata. Saat pemerintah Jepang pun tempat ini masih digunakan sebagai penyimpanana senjata. Pada tahun 1950 benteng ini dialihfungsikan menjadi penjara. Benteng ini pun digunakan sebagai salah satu simbol yang ada yang terdapat pada logo kota Pekalongan. Nah, ada yang menarik perhatian kami setelah berkunjung ke Benteng Pekalongan. Tepat di belakang benteng tersebut, ternyata terdapat sebuah pabrik yang sudah ada sejak tahun 1910. Yap, pabrik Limun atau pabrik Soda, sirup, dan sejenisnya. Dahulu, masyarakat Pekalongan menyebut minuman bersoda dengan sebutan ‘orson’. Limun inilah yang dimaksudkan sebagai orson. Pabrik yang sudah turun temurun sampai 4 generasi ini ternyata sampai sekarang masih berproduksi. Sering melewati jalan tersebut, namun baru kali ini tersadar bahwa ada pabrik yang menjadi salah satunlegenda kota Pekalongan, mengapa? Ya, karena Limun merupakan salah satu kekayaan kuliner kota Pekalongam. Limun ini terbuat dari pemanis alami, dan memiliki cita rasa yang tidak kalah dengan minuman bersoda lainnya. Lama kami di pabrik Limun tersebut sambil mewawancarai ibu penjaga di situ.

Benteng Pekalongan

Benteng Pekalongan

Pabrik Limun 'Siroop'

Pabrik Limun ‘Siroop’

 

Setelah itu, kunjungan kita beralih ke kali Lodge. Ternyata kata Lodge diciptakan oleh salah seorang anggota Fremansonry di Pekalongan. Dahulu kala, salah satu arsitek Belanda Johanes Rach pun menggambar kawasan Jetayu pekalongan dari sungi lodge tersebut. Kemudian kami berjalan lagi ke titik 0 kilometer Pekalongan. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan titik 0 kilometer Pekalongan. Tugu yang terletak di ujung lapangan jetayu ini justru dianggap sebagai tugu penghalang bagi warga yang sefang berjalan-jalan ataupun berolahraga didana. Tugu 0 kilometer merupakan titik tengah kawasan Pekalongan tempo dulu yang terbentang dr Batang sampai Comal. Di tugu 0 kilometer ini terdapat tulisan ‘MYLPAAL’ yang berasal dari bahasa Belanda. Myl berarti satuan jarak, dan Paal berarti tanda jarak atau titik.

Mylpaal. Toitik 0 kilometer

Mylpaal. Titik 0 kilometer

Titik 0 kilometer Pekalongan

Titik 0 kilometer Pekalongan

 

Kami pun melanjutkan perjalanan ke kantor Pos Pekalongan, gedung Pertani yang dulunya sebagai bank pertama di Pekalongan, dan berakhir di Batik TV Pekalongan. Untuk kantor pos dan gedung pertani akan diceritakan di cerita selanjutnya.

Sangat berkesan acara jalan-jalan kemarin. Pekalongan heritage-Bukan Jalan-Jalan Biasa ini diharapkan terus adabuntuk menguak sejarah budaya dan bangunan yang ada di Pekalongan. Diharapkan ketika kita mengetahui sejarah berdirinya, kita sebagai masyarakat Pekalongan dapat menemukan potensi-potensi yang dapat dikembangkan dari kota Pekalongan, kita menjadi tau esensi atau tumuan awal dibangunnya bangunan tersebut agar terus melestarikan budaya yang ada.

Dan yang tidak kalah penting, peserta yang mengikuti Pekalongan Heritage kemarin akan memberikan sebuah karya yang tertuang dalam sebuah tulisan, gambar sketsa, ataupun fotografi. Pengalaman-pengalaman tersebut akan dituangkan dalam sebuah karya dan akan didokumentasikan dalam sebuah buku ‘Relawan indonesia Berinovasi untuk Pekalongan’. Wowwww……. sebuah aksi yang luar biasa. Semoga terus berkembang Pekalonganku tercinta.. 🙂

Pekalongan Heritage. Bukan jalan-jalan biasa.

Pekalongan Heritage. Bukan jalan-jalan biasa.

Akademi Berbagi Pekalongan

BERBAGI BIKIN HAPPY

Jari Manis Indonesia

Aktivasi kekuatan Pikiran

Srijoko's Blog

belajar, berjuang, dan berkarya

stepenautis

All about the Life of Stepen

Sunrice Psikologi Unika

Be The Best in Everything!

katharinaedwina

"Liking everything of Challenging"

Recycle Bin

Ada cerita di setiap tarikan napas

Retta berkata...

bercerita dan mengomentari dunia

Caraka

Menyampaikan apa yang ingin disampaikan