Dahulukan Rasa Syukur

Aku seorang muslim yang menimba ilmu selama kurang lebih empat tahun di sebuah universitas Katolik. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Pada awalnya sedih memang menjadi kaum minoritas di suatu tempat asing bagiku. Namun, semakin lama aku semakin menikmati berkuliah di tempat itu dan kesempatan belajar pun tak ku sia-siakan. Aku tidak hanya belajar ilmu psikologi dan berorganisasi, namun aku mencoba untuk mengenal dan mengambil nilai-nilai dari salah satu agama terbesar di dunia tersebut, yaitu agama Katolik.

Entah ini dibenarkan atau tidak dalam agamaku, namun ku pikir selama itu baik dan tidak melanggar ataupun mengikuti tata cara ibadah agama tersebut tak akan menjadi masalah dan tidak diharamkan dalam agama Islam. Toh inti dari ajaran semua agama sama, mengajarkan kita harus mengimani Tuhan kita, cinta kasih terhadap sesama, berbuat baik dan saling tolong menolong. Kita dilarang untuk memfitnah, berbohong, dan membunuh. That’s the poin.

Berbicara mengenai belajar, ada sebuah quote yang mengatakan bahwa belajar tidak harus dari pengalaman diri sendiri, namun kita juga dapat belajar dari pengalaman orang lain. Seperti halnya dalam hal agama, beberapa perilaku teman-teman yang beragama Katolik atau Kristiani dalam mengimani Tuhan-nya membuatku belajar bagaimana mengimani Allah SWT secara lebih baik. Berproses bersama teman-teman non muslim menjadikanku semangat untuk lebih mendalami agamaku dan Tuhanku. Aku belajar dari teman-teman non muslim tentang usaha sebesar apa pun tidak akan nilainya bila kita tidak menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Ya, kami (umat islam-red) menyebutnya dengan tawakal. Alkitab yang tersedia dalam bahasa Indonesia yang membuat umat Kristen/ Katolik lebih mudah mempelajari kitab suci mereka, membuatku semangat untuk semakin mempelajari Al Qur’an tidak hanya membaca lafal arabnya saja, namun mempelajari terjemahan artinya.

Ada satu hal yang selama ini aku amati saat mereka berdoa. Pada awal doanya, mereka tidak meminta sesuatu kepada Tuhan-nya, mereka tidak memohon ampun atas segala dosa yang telah mereka perbuat, mereka tidak meminta ini dan itu. Namun, mereka mendahulukan rasa syukur mereka kepada Tuhan atas berkat hidup yang mereka terima. Di awal doa, kalimat pertama yang selalu mereka ucapkan adalah “terima kasih Tuhan”. Sangat indah di dengar, begitu rendah hatinya saat mereka melupakan segala egoismenya untuk meminta segala hal kepada Tuhan Sang Pemberi Hidup.

Terima kasih merupakan sebuah ungkapan rasa syukur kita kepada Sang Pencipta atas segala hal yang telah diberikan-Nya kepada kita. Tiada yang lebih damai dari rasa syukur kita terhadap hidup yang telah Tuhan berikan. Rasa syukur membuat kita damai, rasa syukur membuat kita memiliki welas asih terhadap sesama, dan tentunya dengan rasa syukur membuat kita lebih menghargai hidup kita. Yuk, kita dahulukan rasa syukur kita agar hidup kita menjadi lebih bermakna. 🙂

Loving and Sharing Each Others